Hei kamu. Iya kamu. Kamu yang sedang melihat foto ini.
Ya, aku tidak bercerita atau mendiskipsikan gambar yang aku
ambil puamng dari kuliah ini. Namun aku akan menguraikan beberapa hal yang bisa
di ambil ibrohnya,
Kemarin,sewaktu aku puang kuliah ,alhamdulillah kuliahku di
salah satu Universitas Negreri daerah Yogyakarta kudapati fenomena yang menarik
dalam perjalanan. Siapa disangka siapa dinyana ternyata dalam perjalanan pulang
maupun berangkat dari maupun ke, lebih
banyak kuliah yang aku dapat daripada aku duduk dan menjadi pendengar dari
seorang dosen di kelas, kenapa? Jelas beda. Di perjalanan aku banyak
menyaksikan tragedi yang mengajrkan aku arti hidup misalnya : penjual koran dan
pengemis,memberiu kuliah agar bersyukur dengan rezeki yang telah aku dapat.kecelakaan , yang memberiiku kuliah umum
agar lebih berhati-hati dan waspada. Macet, memberiku kuliah umum agar aku
lebih sabar,disiplin dan bersikap adil kepada waktu,menyalip atau tersalip
kendaraan lain, dari ini aku dapat kuliah umum agar bersaing dengan sehat dan
menyiasati lawan (egoisme) pada diri sendiri,berhenti di lampu merah memberiku
kuliah agar aku selalu mentaati perintah,jika dilanggar ya mati lah aku,namun
jika dihubungkan dengan kehidupan banyak filosofinya misalnya pentingnya tsiqoh
(percaya) kepada pemimpin dalm catatan pemimpinnya itu harus baik dan
profesional .dan masih banyak yang lainnya, dan yang paling menarik adalah
truck gede yang sering aku lihat di jalan dengan membawa barang yang melebihi
muatan normalitas nya, bahkan masih ada muatan nyawa manusia alias tercantel atau sengaja di cantelkan.dan
beberapa nenek-nenek yang naik colt dengan membawa dagangan dengan mata
terkantuk-kantuk.
Ah bapakku,engkau memang lelaki hebat, meski bukan bapak
kandungku tapi aku menganggapnya ia adalah bapakku,atau guru atau malah
penjelmaan malaikat? Kategori bapak
menurutku adalah lelaki yang kuat menghadapi kerasnya hidup.
Apa pekerjaan bapakmu? Bapak ku seorang pekerja keras.
Apapun cara mencari nafkah seorang bapak baik berdasi maupun bercaping jangan di nilai dari berapa lembar uang yang
sudah masuk dalam ATM atau dompetmu tapi ukurlah berapa kali peluh keringat
yang mengalir leawt pori-porinya. “Ah bosen aku dengar kata-kata penyampaan
kayak gini”. Ya coba di lihat lagi,paling gak lewat mata batinmu jika kamu
seorang laki-laki bayangkan kalau itu kamu, dan jika kamu perempuan bayangkan
saja itu suamimu atau siapalah yang masuk dalam seseorang yang kamu sayangi.
Bagaimana? Adakah getaran hati? Kadang aku berfikir, seandainya saja aku
seorang presiden pasti melihat pemandangan seperti ini pasti sudah ku beri ia
apresiasi, tapi sayang sekali aku bukan presiden aku hanya seorang mahasiswa
jurusan seni rupa masih semester tiga
lagi.aku hanya bisa apa. Aku hanya bisa membidik lewat peluru kameraku dan
ingat aku tidak menggap mereka sebagai obyek barang,namun kuperlakukan ia dengan
santun. Penilaian dari orang tentang
bagus,baik,artistik,ngena,jleb, gambar ini hanya bonus saja. Tapi tujuanku
bukan untuk pamer karya namun untuk mengabarkan kepadamu bahwa ada sisi lain di
kehidupan kita, ia yang susah payah memudahkan kita untuk memakan nasi.
Demikian juga dia, benar-benar hanya dia yang bisa merasakan nikmat makan,
karena ia yang melakukan proses dari nol.sedangkan kita? Tinggal kasih uang di
burjoan atau buka tudung saji. dah,,itu saja yang bisa di nikmati dan tak ada
feel lain selain lezatnya nasi dan enaknya makan.
Ajaibnya, tak ada guratan sedih di muka bapak ini bahkan ia
tertawa lebar saat melihatku membawa kamera dan memotretnya. Ku ulangi lagi dan
dengan pasang pose tanpa aba. Sebatang rokok yang tadinya belum dinyalakan
sekarang dinyalakan. Dan bergaya layaknya lelaki tangguh,memang ada yang salah,
yaitu rokok tapi bagaimana lagi? Bukan sepenuhnya salah ia kenapa ia merokok,
tapi juga bukan salahnya petani tembakau, lalu salah siapa? Ya sudahlah saya
yakin anda punya jawaban yang lain, setiap orang itu beda fikiran jika saya
uraikan fikiran saya dan kamu tidak setuju,saya khawatir kamu akan
mencerca.jalan satunya ialah jangan di tuliskan.
Gambar itu mengingatkan aku pada bapakku di rumah,
ya...bapak kandung. Ia menaruh penuh harap kepadaku agar aku menjadi manusia
yang berhasil. Bapak pernah berkata : “jadilah anak yang berbakti ya
nduk,jangan ngeluh terus.”saat kekurangan atau
pas-pasan atau lebih bapak selalu bersikap datar dan tenang entahlah
apakah sifat laki-laki semua seperti itu? Tapi kedataran bapak itu aku
bayangkan sebagai orang yang sedang serius dan bukan acuh, candanya ialah waktu
selo atau menyelokan diri dari ribut mawut kerjaan dan kata-katanya ialah
petuah hati.
Bagi yang jauh dari bapak ,sudah telfon beliau? Sudahkah
tanya keadaannya untuk hari ini? Bagi yang dekat dan selalu bertemu sudahkah
merangkul atau menjabat tangan beliau? Sudahkah memberi senyuman kepada
beliau?Jika sudah, Allah akan sayang padamu, yakin. Allah juga akan sayang sama
bapakmu,jika belum,ayo segera!.
Siapapun kamu, kaya atau miskin bukan alasan untuk memahami
potret ini. Ini benar adanya rasa syukur tidak hanya berlaku untuk orang miskin
saja, namun orang kaya juga butuh.jadikan rasa syukur itu sebagai kebutuhan
agar Allah memenuhinya.
“Siapa yang pintar bersyukur maka nikmatnya di tambah” ingat
itu janjinya Allah lho, mau kamu ragukan? Ya terserah tapi saya rekomendasikan
jangan. Banyak buktinya kok.
Mantapppp blognya bukkk
BalasHapusoke jazakillah khairon katsir :)
Hapus