Ada apa dibalik lukisan ”Starry Night’?
Kritik seni lukisan “Starry Night” karya Willem Van Gogh
Oleh : Mega Setya Gama, 12206244040, Pendidikan Seni Rupa,
Fakultas Bahasa dan Seni,Universitas Negeri Yogyakarta
sumber gambar : www.google.com
Judul karya :Starry
Night
Seniman : Willem
Van gogh
Tahun :1889
Media: cat minyak
diatas kanvas
Ukuran : 73,7 x
92,1 cm
Letak : Museum
Modern Art,New York.
Ada apa
dibalik lukisan “Starry Night”?
Lukisan Van Gogh
berjudul : “The Starry Night” yang disimpan di Museum of
Modern Art, New York
ini banyak menyita pandangan mata siapa saja yang melihatnya, hampir semua
karya Van Gogh memiliki kecenderungan warna-warna yang cerah, untuk orang yang
memiliki jiwa Seni yang tinggi maka akan mengetahui apa makna dari lukisan
tersebut, dan perasaan terasa ikut jauh menyelami makna yang digoreskan oleh
seorang Van Gogh, kali ini saya pribadi akan membahas lukisan ini dengan
pandangan kritik seni, ada beberapa yang ingin saya sampaikan dan uraikan
sesuai pemikiran pribadi sebagai mahasiswa pendidikan seni rupa. Sebagai
berikut
Penilaian suatu
karya seni dapat dinilai dari beberapa bagian. Bagian pertama mendeskripisikan
karya tersebut, deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk menemukan,mencatat
dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya, dalam lukisan yang
berjudul “Starry Night” atau dalam bahasa Indonesia “malam berbintang” ini
terlihat ada dua warna primer yang mencolok yaitu biru dan kuning, ada juga
warna lain yaitu hitam,cokelat,dan putih, terlihat jelas ada garis-garis putus
yang membentuk seperti lengkungan berbentuk arah angin, terlihat juga dilukisan
bagian bawah terdapat beberapa bentuk rumah, dan yang paling menonjol adalah
bagian yang seperti kayu berwarna hitam pekat,meruncing dan terlihat dekat
sesuai dengan perspektif pandangan mata, terlihat menggambarkan suasana malam
sesuai dengan judulnya bintang malam, repetisi garis dan bentuk lingkaran yang berbeda-beda
ukuran juga nampak jelas.
lukisan ini
berbentuk persegi panjang dengan ukuran lukisan 73.7 x 92.1 cm .lukisan ini dominan
dengan warna-warna tua, seperti biru tua (dongker), lukisan ini dibuat dengan mediakanvas dan cat
minyak, keseluruhan gambar ini memiliki uniti yang berkaitan, ada juga bentuk
lingkaran berwarna uning dan di tengahnya terlihat seperti bentuk bulan,
permainan warna yang ditorehkan menimbulkn kesan tekstur, wana hitam
kecokelatan seperti tebing menjadi point of interestnya,karena warnanya berbeda
dengan yang lain dan ukuran bentuk yang lebih besar dari yang lainnya. Disana
juga terlihat beberapabentuk bdang yang membentuk rumah-rumah, atau sebuah
desa, di antaranya juga ada satu garis luruskeatas meruncing berwarna biru, di
sisi lain terdapat juga tebing dan garis-garis lengkungsemakin jauh
terlihat semakin kecil.
Tahapan berikutnya yaitu Analisis,
analisis adalah tahapan dalam
kritik karya seni untuk menelusuri
sebuah karyaseni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya.
Lukisan ini cenderung memakai warna gelap, ada beberapa unsur seni rupa yang
terkandung dalam lukisan ini yaitu antara lain, garis,warna,gelap
terang,tekstur dan bidang semua terdapat dalam lukisan yang berjudul malam
berbintang ini, tak luput juga prinsip penataan yaitu kesatuan,keseimbangan,unity,irama.
Dalam lukisan ini terdapat warna yang indah dan kontras warna biru tua dan
kuning membuat lingkaran berwarna kuning terlihat menonjol, lukisan ini
memiliki garis yang terarah, seperti membentuk pusaran mata angin yang secara
matematis mirip dengan pola pusaran air sebenarnya atau turbulensi udara, menurut
salah seorang penulis yang pernah meneliti yang dimuat dalam berita online www.khanacademy.org menuliskan bahwa:
Jose
Luis Aragon, seorang ahli fisika dari National Autonomous University of Mexico
dan koleganya menemukan bahwa goresan pelukis Belanda itu sangat sesuai dengan
formula matematika turbulensi. Bentuk-bentuk seperti itu terlihat pada lukisan The
Starry Night yang dilukis tahun:1889 dan Road with
Cypress and Star pada:1890.
Salah satu lukisan terakhirnya yang diberi judul Wheat Field with Crows pada 1890, sebelum ia bunuh diri pada usia 37 tahun dengan menembakkan pistol ke kepalanya, juga terdapat gambar pusaran angin. Lukisan-lukisan ini dibuat ketika van Gogh mengalami goncangan mental.Pelukis tersebut merasakan halusinasi, penurunan kesehatan, dan tidak sadar, bahkan mungkin terkena epilepsi. "Kami yakin van Gogh memiliki kemampuan unik untuk menggambarkan turbulensi pada saat menderita goncangan jiwa berkepanjangan," kata Aragon.
Para ilmuwan telah berjuang selama berabad-abad untuk menggambarkan aliran turbulensi.Bahkan beberapa ahli menyatakan fenomenanya lebih rumit dari mekanika kuantum.teori modern untuk menjelaskan turbulensi baru dikemukakan pertama kali oleh ilmuwan Soviet Andrei Kolmogrov pada 1940-an.
Kolmogrov mengatakan terdapat hubungan matematika antara naik-turunnya kecepatan alirannya dan tingkat energi yang lepas karena gesekan.Persamaan yang dapat mengukur kemungkinan perbedaan kecepatan di dua titik aliran diformulasikan dalam skala Kolmogrov. Persamaan inilah yang bandingkan Aragon dan koleganya dengan bentuk aliran angin di lukisan van Gogh. Mereka menggunakan citra digital lukisan-lukisan tersebut dan mengukur kemungkinan dua piksel di titik yang berbeda memiliki tingkat kecerahan yang sama.
Salah satu lukisan terakhirnya yang diberi judul Wheat Field with Crows pada 1890, sebelum ia bunuh diri pada usia 37 tahun dengan menembakkan pistol ke kepalanya, juga terdapat gambar pusaran angin. Lukisan-lukisan ini dibuat ketika van Gogh mengalami goncangan mental.Pelukis tersebut merasakan halusinasi, penurunan kesehatan, dan tidak sadar, bahkan mungkin terkena epilepsi. "Kami yakin van Gogh memiliki kemampuan unik untuk menggambarkan turbulensi pada saat menderita goncangan jiwa berkepanjangan," kata Aragon.
Para ilmuwan telah berjuang selama berabad-abad untuk menggambarkan aliran turbulensi.Bahkan beberapa ahli menyatakan fenomenanya lebih rumit dari mekanika kuantum.teori modern untuk menjelaskan turbulensi baru dikemukakan pertama kali oleh ilmuwan Soviet Andrei Kolmogrov pada 1940-an.
Kolmogrov mengatakan terdapat hubungan matematika antara naik-turunnya kecepatan alirannya dan tingkat energi yang lepas karena gesekan.Persamaan yang dapat mengukur kemungkinan perbedaan kecepatan di dua titik aliran diformulasikan dalam skala Kolmogrov. Persamaan inilah yang bandingkan Aragon dan koleganya dengan bentuk aliran angin di lukisan van Gogh. Mereka menggunakan citra digital lukisan-lukisan tersebut dan mengukur kemungkinan dua piksel di titik yang berbeda memiliki tingkat kecerahan yang sama.
"Mata kita jauh lebih sensitif dengan perubahan kecerahan daripada perubahan warna dan informasi terbesar di sebuah gambar ada pada kecerahannya," kata para peneliti. Beberapa hasil lukisan Van Gogh memperlihatkan skala Kolmogrov sesuai distribui kecerahannya. Bentuknya seperti terbentuk dari tiga buah pusaran denganukuran berbeda, dua yang berukuran besar dan pusaran kecil.
Dari keterangan diatas kita
mengetahui hal lain yang dilukiskan oleh Van Gogh mengenai turbulensi udara
yang terdapat dalam lukisan “Starry Night”.
Bicara mengenai prinsip tekstur,lukisan ini
jelas nampak bertekstur mengikuti arah repitisi garis lengkung yang
menggambarkan langit, tidak hanya itu lukisan ini memiliki kesan permukaan objek yang timbul dalam bidang
sengaja dibuat dengan pengolahan unsur garis,warna,ruang dan warna gelap terang
sehingga berefek seperti ada tekstur-tekstur
yang apabila kita menyentuhnya akan terasa kasar.
Selanjutnya
Interpretasi karya atau menafsirkan yaitu tahapan penafsiran makna sebuah karya
seni meliputi tema yang digarap,simbolis yang dihadirkan dan maaslah-masalah
yang dikedepankan.
Dalam interpretasi
sangat terbuka sifatnya, menurut pandangan saya lukisan ini menggambarkan perasaan yang mendalam oleh senimannya,jauh
tak terselam oleh para penikmatnya,
suasana yang dilukiskan menarik batin untuk masuk kedalam cerita yang tertuang
dalam selembar kanvas tersebut. Menurut psikologi warna , warna biru tua menggambarkan
beberapa sifat antara lain: menahan amarah, sesuatu yang terpendam, konsentrasi,
perasa, sensitif, berpendirian tetap, koorperatif, hingga perasaan depresi, sedangkan
warna kuning menggambarkan tidak percaya diri, berharap, toleran, berubah-ubah
sikap, memiliki cita-cita tinggi dan warna hitam memiliki maksud kehidupan yang
terhenti, mati, hampa, gelap, kebinasaan, punah, rusak,dan kehancuran. cokelat
menggambarkan putus asa, pesimis terhadap kesejahteraan dan kebahagiaan masa
depan, suka merebut, kurang toleran.
Van Gogh melalui karya ini membawa kita
kedalam situasi yang berbeda dari lukisan-lukisan lain, kita dituntun untuk
melihat dunianya yang rasanya Van Gogh ingin menyampaikan jeritan hati yang
kala itu memang seniman tersebut berkehidupan dibawah rata-rata, Van Gogh juga
sempat diberitakan masuk Rumah Sakit
Jiwa karena depresi,seperti yang
dilansir di berita kompasiana.com
bahwa:
“Lukisan
Vincent Van Gogh mempunyai ciri khas dengan karya lukis yang lebih menggunakan
warna-warna cerah untuk mengungkapkan simbolime dalam lukisannya tentang
ladang-ladang, pohon-pohon dan kehidupan pedesaan seperti Night watch (1888)
dan Starry Night (1889). Ia kemudian mengundang pelukis Paul Gauguin untuk
bergabung. Namun, setelah mereka bertengkar dan Gauguin pergi, Van Gogh
mengalami depresi berat. Betapa ironisnya, pelukis yang hasil karya lukisnya
saat ini, hampir tak terbayar oleh orang kebanyakan di dunia ini, merupakan
seorang pelukis yang menderita karena kemiskinan di masa itu. Bahkan untuk makan dan minum pun harus mengandalkan
bantuan saudara, adiknya yang bernama Theo. Jangankan untuk
menikah dan mempunyai keluarga, untuk menghidupi dirinya sendiri pun Van Gogh tak mampu. Hal yang
paling mengejutkan lagi, ternyata lukisan yang paling dianggap termahal dan
termasuk memiliki makna yang mewakili jiwa si pelukisnya, banyak dibuat di
rumah sakit jiwa, ketika dia dirawat di sana karena defresi hebat yang
melandanya dan dinyatakan gila.”
Ketergoncangan jiwa (gila) dengan
kehidupannya yang serba kekurangan,dari latar belakang itu Van Gogh membuat
suatu karya seni yang mungkin dianggap oleh Van Gogh sendiri sebagai ekspresi
diri, namun untuk mata orang lain melihat itu adalah puncak karya seni yang
sangat luarbiasa pada zaman tersebut hingga sekarang, Van Gogh merupakan
seniman lahir pada tahun 30 maret 1853,Zundert, Belanda, dan meninggal dengan
tragis (bunuh diri menembakkan kepalanya sendiri dengan pistol) pada tahun 29
Juli 1890, beratus-ratus karya telah ia hasilkan.
Van Gogh dianggap sebagai salah satu
pelukis terbesar dalam sejarah seni Eropa, lukisannya pun termasuk lukisan
deretan termahal di dunia setelah sepeninggalannya,
airan seni yang ia bawa termasuk dalam ekspresionisme yaitu kecenderungan seorang seniman untuk
mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional.
Van Gogh baru menjadi seniman sekitar
tahun 1880 sebelum diakui dunia ia bekerja pada sebuah perusahaan penjual karya
seni, dan bekerja sebagai guru. Ia melayani sebagai misionaris yang bekerja
diwilayah pertambangan yang sangat miskin. Mulanya karya karyanya menggunakan
warna warna yang suram, baru ketika diparis ia berjumpa denganimpresionisme dan
neo-impresionisme yang warna warnanya lebih cerah dan gaya lukisanya
dikembangkan menjadi sebuah gaya yang unik dan mudah dikenali. Gaya lukisanya
mencapai tingkat perkembangan yang penuh ketika ia tinggal di Arles, Prancis.
Namun ketidakpuasan terhadap pengekangan ekspresi seni oleh pakem impresionisme
membuat ia beralih pada gaya ekspresionisme.
Terakhir adalah
penilaian dan kesimpulan,
Jawaban untuk judul pertanyaan “ada apa dengan lukisan van gogh yang
berjudul “starry night?”
Secara detail
pribadi tidak dapat menyimpulkan kritik seni ini tetapi yang jelas karya seni
karya Van Gogh yang berjudul “Starry Night” adalah inspirasi untuk
seniman-seniman selanjutnya,menjadi bahan referensi untuk meneliti atau
menciptakan karya berikutnya dan membuka ruang pikiran para kritikus-kritikus
yang lain untuk tidak berhenti membahasnya.
:Megha Aiytes
Makasih yaaa
BalasHapus