Aku
dan (Hijabku)
Mega
S. Gama
Wejangan hidup kita beda, sabarku bukan diam.
“Kamu terusik, kamu marah
Kamu gila, kamu telah gila,” katamu kepadaku
Ahh, kawan seandainya engkau tahu
Gilaku lantaran melihat biduk berlayar lewati
aliran air matamu
Tapi kau tak pernah mengerti
Sudahlah kawan, jika memang merah telah menjadi ungu
Salahkan saja biru yang kalian bawa
Jangan cari-cari celah panasku, aku bukan
pandai besi
Tapi aku bisa saja membengkokkan baja dengan
apiku
Aku insan yang haus, bukan yang lurus
Aku insan yang kurang, bukan yang suci
Menjelma dibalik badan lilin menyala
Yaaa sembunyi pun bisa kau temukan
Tapi aku punya jiwa beda,dan aku sedang tidak
bermain keakuan
Aku memaparkan pikiran kepadamu, kepadanya, bahwa aku bukan kalian.
Jangan takut kehilangan kawan, aku masih
berayun ditempat
Aku masih berporos di sini
Hijabku bukan penghalang,aku masih bisa
memangkumu,
Menjamu tamu,
meracik bumbu,
menjahit baju,
merajut,
meronce melati dalam pakaian hiasmu,
Aku masih bisa melukiskan cahaya bersama mata
kamera,
Aku tidak akan berubah,karena selembar kain
ini,
Hargai keputusanku, kita memang beda
Aku dengan segala isi hidupku.
Meski bulan menghentak akhirussanah,
Aku masih tetap seperti ini.
(t) @me_gama
(f) Megha Aiytes
lomba_puisi :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar antunna, adalah kemajuan untuk karya-karya ana.